Bulan Agustus baru saja berlalu. Beberapa bendera dan hiasan lainnya masih tampak di depan sejumlah rumah warga kompleks perumahan Kademangan Permata Regency. Mungkin si penghuni masih enggan untuk melepasnya, dan memilih untuk membiarkannya sebagai sisa dari kemeriahan peringatan hari ulang tahun ke-75 Proklamasi RI kemarin. Berikut ini beberapa wujud nyata dari semangat kebersamaan dan gotong-royong yang sempat saya saksikan selama bulan Agustus kemarin.
Suatu pagi beberapa minggu yang lalu, saat sedang bersepeda, saya melihat beberapa warga Gang B13 - B14 sedang sibuk menghias lingkungan sekitar rumah mereka, serta mengecat beberapa bagian jalan dengan motif menyerupai zebra cross berwarna biru putih. Semangat mereka sama sekali tidak surut oleh terik matahari yang menyengat kepala saat itu.
Sementara itu, warga Blok B6-B7 bahu-membahu membuat dudukan tempat cuci tangan dari semen. Pekerjaan yang sangat menyita tenaga tersebut harus dilakukan oleh beberapa orang, mulai dari mengikat cetakan menjadi satu lalu mengisinya dengan bahan cor. Ketika proses pengecoran selesai, semua dudukan didiamkan selama 2 hari sebelum proses finishing. Setelah pengecatan sebagai sentuhan akhir selesai, balok semacam pilar yang disebut "hong" itu pun siap menjalankan fungsinya sebagai dudukan tempat cuci tangan. Dengan kapasitas pembuatan 2-3 hong per hari, praktis dibutuhkan waktu lebih dari seminggu untuk membuat "hong" bagi setiap rumah di gang tersebut.
Hal yang serupa juga dilakukan oleh warga penghuni gang B1 - B2. Dengan memanfaatkan ketersediaan perangkat serta keahlian mengecat dan mengelas, mereka kompak membuat tempat cuci tangan dari limbah ember cat dengan dudukan yang terbuat dari besi. Dengan bergotong-royong, mereka bekerja hingga larut malam. Tak hanya itu, saat penulis bersama tim juri lomba lingkungan berkeliling untuk melakukan penilaian pun, mereka sedang sibuk memasang lampu hias dan membuat gapura di pintu masuk gang tersebut. Dua warga tampak berjongkok mengecat batu paving dengan berbagai macam lukisan bernuansa kemerdekaan. Beberapa anak kecil bahkan ikut menuangkan kreasinya dengan mewarnai batu paving dengan beragam corak dan warna. Sementara pada kedua sisi jalan, terlihat tempat cuci tangan berbahan bekas ember cat dengan warna dan penyangga yang seragam berjajar rapi di depan setiap rumah di sepanjang gang tersebut.
Kebersamaan dan gotong royong dalam menyambut HUT Proklamasi RI yang ke 75 ini juga terlihat jelas di blok-blok lainnya di perumahan yang terletak tepi kota Probolinggo ini. Di Blok C, warga bergotong-royong menghias gangnya serta menyediakan tempat cuci tangan dengan memanfaatkan kaleng bekas. Di samping itu, beberapa limbah ban mobil dimanfaatkan sebagai tempat kaleng cuci tangan sekaligus sebagai dekorasi di tepi jalan. Hal yang sama juga dilakukan oleh warga di gang Masjid. Mereka memanfaatkan limbah ban mobil sebagai hiasan di sisi jalan kompleks masjid.
Laksana api, semangat tersebut juga menyebar ke blok-blok yang lainnya. Di Blok B4, sejumlah warga memanfaatkan keahliannya dalam mengolah batang bambu menjadi berbagai macam produk kerajinan mulai dari dudukan tempat cuci tangan dan pot bunga sampai ke gapura. Karena kesibukan pekerjaan mereka di siang hari, sebagian besar pekerjaan tersebut harus dilakukan di malam hari, hingga larut malam dan bahkan dini hari. Benar-benar wujud totalitas tanpa batas dalam memeriahkan perayaan HUT kemerdekaan. Salut!